RINGKASAN MATERI TEKFAR CAIR (Liquid and Semisolid Dosage Forms Preparation)


Liquid and Semisolid Dosage Forms Preparation
(Preparasi Sediaan Cair dan Semisolid)


1.    Larutan


Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Larutan dibagi menjadi 3 jenis yaitu:

1. Larutan sederhana
Larutan Sederhana disiapkan dengan melarutkan zat terlarut (solute) ke sebagian besar pelarut (solvent). Sebelum ditambahkan ke solvent, dapat ditambahkan ke dalam eksipien atau zat aktif terlebih dahulu. Jika solute sukar terlarut, dapat ditambahkan agen pengental, kemudian dilakukan pengadukan dan ditambah sisa pelarut untuk mencukupi volumenya.

2. Larutan dengan reaksi kimia
Larutan dengan reaksi kimia dibuat dengan mereaksikan dua atau lebih zat terlarut satu sama lain dalam pelarut yang sesuai agar dapat terbentuk suatu garam yang mudah larut. Contohnya yaitu campuran larutan fenobabbital dengan kloramfenikol akan membentuk garam yang mudah  larut. Ex: Larutan Topikal Aluminium Subacetate USP (disinfektan) Aluminium sulfat (145 g) dilarutkan dalam 600 mL air dingin. Larutan disaring, dan endapan kalsium karbonat (70 g) ditambahkan, dalam beberapa bagian, dengan pengadukan konstan. Asam asetat (160 mL) ditambahkan perlahan, dan campuran disisihkan selama 24 jam. filtrat disaring, dan dicuci dengan air dingin, hingga total filtrat mencapai 1.000 mL.

3. Larutan dengan ekstraksi
Seringkali, obat-obatan atau keperluan farmasi dari tumbuhan atau hewan diekstraksi dengan air  atau dengan air yang mengandung zat-zat lain. Untuk pembuatan larutan skala kecil dan besar satu-satunya peralatan yang diperlukan adalah mixing vessel dengan proses agitatasi (prinsip dayung blend agitator), lalu difiltrasi untuk menjamin penjernihan dari larutan yang dihasilkan. Jika zat terlarut lebih mudah larut pada suhu tinggi dilengkapi dengan mixing vessel (tidak untuk senyawa yang bersifat termolabil dan volatil) Triturasi merupakan pengecilan ukuran partikel, kemudian ditambahkan solven untuk memperluas kontak antara solute dan solvent. Untuk dyes (pewarna) jangan langsung dicampurkan, namun harus dilarutkan terlebih dahulu agar penyebarannya  merata. Untuk perasa/pengaroma yang bersifat volatile ditambahkan diakhir.

2.   Sirup
Sirup dipreparasi menggunakan salah satu dari empat teknik. Metode yang dipilih tergantung pada karakteristik fisik dan kimia dari zat yang dimasukan ke dalam preparasi.
1. larutan dengan panas (tidak untuk zat aktif yang termolabil dan volatil),
2. larutan dengan agitasi/pengadukan (tidak untuk zat aktif yang kristalnya mudah berubah),
3. penambahan sukrosa pada tahap akhir ke larutan cair atau cairan beraroma, dan
4. proses perkolasi (tidak untuk zat aktif yang memiliki sifat yang mudah terurai).


3.   Suspensi
  • Untuk persiapan suspensi pada skala kecil, serbuk obat dapat dicampur dengan suspending agent dan beberapa pembawa menggunakan alu dan mortir. Wetting agent juga dapat ditambahkan guna membantu pendispersian.
  • Senyawa yang larut air dilarutkan ke dalam air terlebih dahulu, baru dicampur dengan zat aktif 
  • Suspending agent dibuat secara terpisah dan ditambah air, setelah itu baru ditambahkan zat aktif
  • Proses penambahan campuran harus sedikit-sedikit
  • Mixer dengan system blender impeller/system turbin (terpusat pada suatu poros), tergantung dari bahan apa yang diaduk
  • Jangan sampai terbentuk agregat/terjadi aglomerasi dan pembentukan jel, oleh sebab itu, penambahan harus secara perlahan. Jika pengadukannya terlalu kuat maka dapat merusak struktur polimer dari suspending agent.
4.   Emulsi
  • Ukuran globul pada emulsi dapat mempengaruhi viskositas sediaan, dan secara umum telah ditemukan bahwa emulsi dengan stabilitas fisik dan tekstur yang baik memiliki diameter globul rata-rata antara 0,5 dan 2,5 µm. Makin besar ukuran globul, makin tidak stabil karena proses agregasi makin mudah terjadi.
  • Dalam banyak kasus pencampuran sederhana dari fase minyak dan air dengan sistem emulgator yang sesuai dapat menghasilkan emulsi yang baik. Pencampuran ini dapat menggunakan homogenizer dan juga dapat mengurangi ukuran globul.
  • lama proses homogenisasi harus optimal, semaikin lama,maka suhu akan meningkat sehingga dapat menyebabkan ketidakstabilan pada campuran.
  • Sistem encer dapat langsung menggunakan homogenizer.
  • Penghomogenan dapat juga menggunakan colloid mill.
5.   Semisolid Dosage Form Preparation (Preparsi Sediaan Semi Padat)

  • Proses pelelehan bahan pembuatan sediaan semi solid seperti(salep, krim, dll) dapat menggunakan alat melting vessel yang terbuat dari komponen stainless steal.
  • Ada system jaket, komponen yang bersifat padatan (asam stearate,stearil alcohol,dll) digerus terlebih dahulu sebelum dicampurkan ke dalam basis.
  • Petrolatum sulit di handling pelelehannya, hati-hati karena mudah menggumpal lagi (bila sistem jaket yang kurang baik). Suhu pelelehan sekitar 60-62oC. Setelah dikeluarkan dari melting vessel lalu dimasukkan ke dalam mixing vessel melalui pompa. Fase minyaknya di filtrasi /disaring terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke mixing vessel
  • Sediaan ophthalmic harus disaring dengan baik, dapat menggunakan ultra/mikro filter dan berkali-kali disaring.
  • Untuk senyawa yang larut air dilarutkan terlebih dahulu agar homogen. Suhu harus dijaga, terlalu tinggi menjadi fase air, suhu rendah mengalami pengentalan basis.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar